Farhan's Blog
Kamis, 26 Mei 2011
Thinking Skill Contest
Hari yang ditunggu-tunggu tiba. di sms bilanh datang harus jam 7. begitu sampai ternyata masih kosong. pada ngaret seperti biasa. setelah menunggu cukup lama akhirnya beberapa orang muncul. setelah menunggu hingga jam 8. akhirnya kami berangkat. akhirnya jam 9 semuanya tiba di tempat lomba. karena kontes dimulai jam 10, kami memutuskan berjalan-jalan di sekitar tempat itu.
setelah puas berjalan-jalan kami kembali ke tempat lomba tepat waktu. kami pun mengikuti lomba dan berhasil meraih juara 2. pulangnya turun hujan sebentar namun kami memaksakan pulang. saya sangat senang hari itu.
Minggu, 08 Mei 2011
Islamnya Napoleon Bonaparte
Sebagai seorang yang berkuasa dan berdaulat penuh terhadap negara Prancis sejak Agustus 1793, seharusnya ia merasa puas dengan segala apa yang telah diperolehnya itu.
Tapi rupanya kemegahan dunia belum bisa memuaskan batinnya, agama yang dianutnya waktu itu ternyata tidak bisa membuat Napoleon Bonaparte merasa tenang dan damai.
Akhirnya pada tanggal 02 Juli 1798, 23 tahun sebelum kematiannya ditahun 1821, Napoleon Bonaparte menyatakan ke-Islamannya dihadapan dunia Internasional.
Apa yang membuat Napoleon ini lebih memilih Islam daripada agama lamanya, Kristen ?
Berikut penuturannya sendiri yang pernah dimuat dimajalah Genuine Islam, edisi Oktober 1936 terbitan Singapura.
"I read the Bible; Moses was an able man, the Jews are villains, cowardly and cruel. Is there anything more horrible than the story of Lot and his daughters ?"
"The science which proves to us that the earth is not the centre of the celestial movements has struck a great blow at religion. Joshua stops the sun ! One shall see the stars falling into the sea... I say that of all the suns and planets,..."
"Saya membaca Bible; Musa adalah orang yang cakap, sedang orang Yahudi adalah bangsat, pengecut dan jahat. Adakah sesuatu yang lebih dahsyat daripada kisah Lut beserta kedua puterinya ?" (Lihat Kejadian 19:30-38)
"Sains telah menunjukkan bukti kepada kita, bahwa bumi bukanlah pusat tata surya, dan ini merupakan pukulan hebat terhadap agama Kristen. Yosua menghentikan matahari (Yosua 10: 12-13). Orang akan melihat bintang-bintang berjatuhan kedalam laut.... saya katakan, semua matahari dan planet-planet ...."
Selanjutnya Napoleon Bonaparte berkata :
"Religions are always based on miracles, on such things than nobody listens to like Trinity. Yesus called himself the son of God and he was a descendant of David. I prefer the religion of Muhammad. It has less ridiculous things than ours; the turks also call us idolaters."
"Agama-agama itu selalu didasarkan pada hal-hal yang ajaib, seperti halnya Trinitas yang sulit dipahami. Yesus memanggil dirinya sebagai anak Tuhan, padahal ia keturunan Daud. Saya lebih meyakini agama yang dibawa oleh Muhammad. Islam terhindar jauh dari kelucuan-kelucuan ritual seperti yang terdapat didalam agama kita (Kristen); Bangsa Turki juga menyebut kita sebagai orang-orang penyembah berhala dan dewa."
Selanjutnya :
"Surely, I have told you on different occations and I have intimated to you by various discourses that I am a Unitarian Musselman and I glorify the prophet Muhammad and that I love the Musselmans."
"Dengan penuh kepastian saya telah mengatakan kepada anda semua pada kesempatan yang berbeda, dan saya harus memperjelas lagi kepada anda disetiap ceramah, bahwa saya adalah seorang Muslim, dan saya memuliakan nabi Muhammad serta mencintai orang-orang Islam."
Akhirnya ia berkata :
"In the name of God the Merciful, the Compassionate. There is no god but God, He has no son and He reigns without a partner."
"Dengan nama Allah yang Maha Pengasih dan Maha Penyayang. Tiada Tuhan selain Allah. Ia tidak beranak dan Ia mengatur segala makhlukNya tanpa pendamping."
Napoleon Bonaparte mengagumi AlQuran setelah membandingkan dengan kitab sucinya, Alkitab (Injil). Akhirnya ia menemukan keunggulan-keunggulan Al-Quran daripada Alkitab (Injil), juga semua cerita yang melatar belakanginya.
5 kata-kata inspiratif
2.Bangun dan lakukan apa yang kau mau, kesuksesan adalah alasan mengapa kita dilahirkan.
3.Kesuksesan itu seperti kereta, motivasi adalah bahan bakarnya.
4.Percayalah pada dirimu sendiri, maka orang lain akan mengikutimu.
5.Orang yang tidak menyerah akan melihat mimpi menjadi kenyataan.
10 kata-kata motivasi Leadership
2.Kualitas seorang pemimpin bisa dilihat dari bagaimana mereka mempersiapkan diri mereka
3.Orang-orang mendukung apa yang mereka perbuat
4.Dia yang memiliki kekuatan Besar harus menggunakannya dengan ringan
5.Dibalik Orang yang sukses, selalu ada tahun-tahun yang tidak sukses
6.Antusiasme akan menciptakan kesempatan, dan tenaga yang paling mempengaruhinya
7.Orang-orang menolak untuk berbisnis karena mereka takut akan resikonya
8.Tindakan menciptakan Perbedaan
9.Kejeniusan adalah emas dalam tambang, talenta adalah penambangnya
10.Jangan meminta pengakuan orang lain tapi hasilkanlah
Kata-kata Terakhir orang-orang terkenal
Ummatii … ummatii … ummatii
(Umatku … umatku … umatku)
Rasul Muhammad Saw, Nabi dan Rasul terakhir.
Tahu kamu kalau aku ngomong blak-blakan. Aku yakin akan terjadi perang saudara. Kalau perang dengan bangsa lain, kita bisa membedakan fisiknya. Tapi dengan bangsa sendiri, itu sangat sulit. Lebih baik aku robek diriku sendiri, aku yang mati daripada rakyatku yang perang. Aku tidak sudi minta suaka ke negeri orang.
Bung Karno, dibisikkan kepada Putu Sugianitri ajudannya sebelum ajal.
Tuhanku, Tuhanku ….
Chairil Anwar, Penyair Angkatan 45
Is someone hurt?
(Adakah orang lain yang terluka?)
Robert F. Kennedy kepada istrinya setelah dia tertembak dan sebelum koma
I’ll be in Hell before you start breakfast!
(Saya akan berada di neraka sebelum kamu memulai sarapanmu !)
“Black Jack” Ketchum, perampok kereta api
Don’t worry…it’s not loaded…
(Jangan khawatir … pistol ini belum siap pelurunya …)
Terry Kath, musisi rock Chicago Transit Authority ketika ia membersihkan pistolnya dan menarik pelatuknya
Die, my dear? Why that’s the last thing I’ll do!
(Matikah aku, sayangku ? Mengapa hal itu yang terakhir yang akan kualami.)
Groucho Marx, Komedian Amerika
Go on, get out! Last words are for fools who haven’t said enough!
(Ayolah, semua keluar ! Kata-kata terakhir hanyalah kebodohan bagi siapa saja yang berkata cukup !)
Karl Marx, ketika ditanya oleh pembantunya apa kata-kata terakhirnya.
I have a terrific headache.
(Saya merasa sakit kepala yang luar biasa.)
Franklin Delano Roosevelt, presiden ke-32 USA.
I’d hate to die twice. It’s so boring.
(Saya benci kalau harus mati dua kali. Kematian ternyata begitu membosankan.)
Richard Feynman, Fisikawan Amerika
I have not told half of what I saw.
(Saya belum mengungkapkan separuh dari apa yang kulihat.)
Marco Polo,Penjelajah dunia
Lord help my poor soul
(Tuhan, tolong jiwaku yang malang)
Edgar Allan Poe, penulis Amerika
Thank God. I’m tired of being the funniest person in the room.
(Terimakasih Tuhan. Saya lelah untuk menjadi orang paling lucu di ruangan ini.)
Del Close,komedian Amerika.
I don’t have the passion anymore, and so remember, it’s better to burn out than to fade away. Peace, Love, Empathy. Kurt Cobain.
(Aku sudah tidak bergairah lagi, dan ingatlah, tubuh ini lebih baik dibakar hingga musnah daripada dikuburkan. Damai, cinta, kasih. Dari Kurt Cobain.)
Kurt Cobain, vokalis dan gitaris grup musik Nirvana dalam catatan bunuh dirinya.
It’s very beautiful over there.
(Di sana ternyata begitu indah.)
Thomas Alva Edison,penemu bola lampu listrik.
Don’t worry, relax!
(Jangan khawatir, santai saja!)
Rajiv Gandhi, PM India kepada staf keamanannya beberapa menit sebelum dibunuh oleh bom bunuh diri.
No! I didn’t come here to make a speech. I came here to die.
(Tidak! Saya ke sini bukan mau berpidato. Saya kesini untuk mati.)
Crawford Goldsby a.k.a. Cherokee Bill, ketika ditanya apa yang akan dikatakannya sebelum dia digantung.
I know you’ve come to kill me. Shoot, you are only going to kill a man.
(Saya tahu kamu datang untuk membunuhku. Tembaklah, kamu hanya akan membunuh seorang manusia.)
Che Guevara, Pemimpin Revolusi Marxis Argentina.
Kisah Frank Slazak
Ini adalah kisah yang akan menjelaskan bahwa semua terjadi karena ada sebab. berikut ini kisahnya.
Kesaksian Hidup dibalik Meledaknya Pesawat Luar Angkasa Challenger, USA.
Semua dimulai dari impianku. Aku ingin menjadi astronot. Aku ingin terbang ke luar angkasa. Tetapi aku tidak memiliki sesuatu yang tepat. Aku tidak memiliki gelar. Dan aku bukan seorang pilot. Namun, sesuatu pun terjadilah.
Gedung putih mengumumkan mencari warga biasa untuk ikut dalam penerbangan 51-L pesawat ulang-alik Challanger. Dan warga itu adalah seorang guru. Aku warga biasa, dan aku seorang guru. Hari itu juga aku mengirimkan surat lamaran ke Washington. Setiap hari aku berlari ke kotak pos. Akhirnya datanglah amplop resmi berlogo NASA. Doaku terkabulkan! Aku lolos penyisihan pertama. Ini benar-benar terjadi padaku.
Selama beberapa minggu berikutnya, perwujudan impianku semakin dekat saat NASA mengadakan test fisik dan mental. Begitu test selesai, aku menunggu dan berdoa lagi. Aku tahu aku semakin dekat pada impianku. Beberapa waktu kemudian, aku menerima panggilan untuk mengikuti program latihan astronot khusus di Kennedy Space Center. Dari 43.000 pelamar, kemudian 10.000 orang, dan kini aku menjadi bagian dari 100 orang yang berkumpul untuk penilaian akhir.
Ada simulator, uji klaustrofobi, latihan ketangkasan, percobaan mabuk udara.
Siapakah di antara kami yang bisa melewati ujian akhir ini?
Tuhan, biarlah diriku yang terpilih, begitu aku berdoa.
Lalu tibalah berita yang menghancurkan itu. NASA memilih Christina McAufliffe. Aku kalah. Impian hidupku hancur. Aku mengalami depresi. Rasa percaya diriku lenyap, dan amarah menggantikan kebahagiaanku. Aku mempertanyakan semuanya. Kenapa Tuhan? Kenapa bukan aku? Bagian diriku yang mana yang kurang? Mengapa aku diperlakukan kejam? Aku berpaling pada ayahku. Katanya, “Semua terjadi karena suatu alasan.”
Selasa, 28 Januari 1986, aku berkumpul bersama teman-teman untuk melihat peluncuran Challanger. Saat pesawat itu melewati menara landasan pacu, aku menantang impianku untuk terakhir kali. Tuhan, aku bersedia melakukan apa saja agar berada di dalam pesawat itu. Kenapa bukan aku? Tujuh puluh tiga detik kemudian, Tuhan menjawab semua pertanyaanku dan menghapus semua keraguanku saat Challanger meledak, dan menewaskan semua penumpang. Aku teringat kata-kata ayahku,
“Semua terjadi karena suatu alasan.”
Aku tidak terpilih dalam penerbangan itu, walaupun aku sangat menginginkannya karena Tuhan memiliki alasan lain untuk kehadiranku di bumi ini.
Aku memiliki misi lain dalam hidup.
Aku tidak kalah; aku seorang pemenang.
Aku menang karena aku telah kalah.
Aku, Frank Slazak, masih hidup untuk bersyukur pada Tuhan karena tidak semua doaku dikabulkan
Kisah Napoleon
Kisah ini terjadi di zaman Napoleon, Jenderal Besar Perancis. Ketika itu, Jenderal Besar Napoleon ini sedang berjalan-jalan sendirian tanpa ditemani pasukannya. Namun apes, dalam perjalanannya, Jenderal Napoleon ini berjumpa dengan pasukan Rusia, musuh perangnya. Karena sendirian, dan jumlah pasukan musuh yang sangat banyak, akhirnya Napoleon pun melarikan diri dari pasukan musuh. Ia berlari kencang. Pasukan musuh mengejar di belakangnya. Napoleon berlari cepat, ia mencari persembunyian. Ia berjumpa dengan seorang pria tua.
“Pak, saya sedang dikejar-kejar pasukan musuh. Saya butuh tempat persembunyian. Bisakah bapak membantu saya dengan memberikan tempat persembunyian?”tanya Napoleon.
Pria tua ini sedikit bingung. Ia menunjuk ke arah tumpukan jerami yang ada di pojok rumahnya.
“Sembunyi di balik tumpukan jerami itu saja,”ucap pria tua ini.
Lantas Napoleon pun bersembunyi di balik tumpukan jerami itu.
Pasukan musuh pun, tiba. Pasukan ini mencari-cari Napoleon, sang Jenderal besar. Setelah mencari kesana kemari, namun tidak menemui Napoleon, akhirnya bertanyalah pasukan musuh ini pada pria tua. Karena gugup diinterogasi, pria tua ini diam saja,namun matanya sempat mengerling ke arah tumpukan jerami. Dan sinyal ini dilihat oleh pasukan Rusia. Lantas beberapa orang pasukan Rusia menusuk-nusukkan bayonet mereka ke arah tumpukan jerami. Pasukan Rusia ini menusukkan bayonet mereka hampir di setiap sisi tumpukan jerami itu. Kemudian mereka berlalu karena merasa tidak mendapatkan apapun atau mendengarkan apapun dari balik tumpukan jerami itu.
Setelah beberapa menit kemudian, sesosok tubuh muncul dari tumpukan jerami itu. Tubuh itu tubuh Napoleon. Ia masih berdiri gagah, tidak ada luka sedikitpun di tubuhnya. Yang nampak hanyalah keringat membasahi tubuhnya. Tak lama kemudian, datang sekumpulan pasukan Perancis, menyelamatkan jenderal Perang mereka, si Napoleon.
Orang tua itu bertanya pada Napoleon :”Wah, Anda hebat sekali bisa selamat dari tusukan-tusukan bayonet pasukan Rusia. Bagaimana perasaan Anda ketika berada di dalam tumpukan jerami itu sedangkan bayonet-bayonet pasukan musuh menusuk-tusuk beberapa bagian jerami?”
Napoleon tidak menjawab. Dia malah memerintahkan para perajuritnya :
“Tangkap pria ini”
Kemudian Napoleon pun berkata pada pria tua itu :”Kamu sudah secara tidak langsung memberitahukan kepada pasukan musuh tadi dimana posisi saya. Dan kamu sebagai hukumannya akan dihukum mati oleh pasukanku. Kamu akan ditembak mati”
Pria tua ini kaget, dia merasa takut sekali bahwa dia akan dihukum mati.
“Ohh..ampunkan saya Bapak Jenderal. Saya mohon ampun. Tolong saya jangan dihukum mati,”pinta pria tua ini.
Namun si Napoleon tidak menghiraukan permintaan pria tua ini.
“Ikat tangan pria tua ini. Tutup matanya dengan kain hitam agar ia tidak dapat melihat senjata-senjata yang akan menembak dia hingga mati. Bawa dia ke dekat jerami itu, dan biarkan dia berdiri di situ,dan kalian siapkan 10 orang penembak terbaik untuk menembak dia,”perintah Jenderal Napoleon pada pasukannya.
Lantas pasukan Perancis ini pun menuruti perintah jenderalnya. Pria tua ini merasakan tangan-tangannya diikat dan matanya ditutupi sehelai kain gelap sehingga ia tidak bisa melihat apapun. Ia pun mendengarkan suara-suara senapan yang sedang disiapkan untuk menembak ke arahnya. Ia pun mulai mendengarkan aba-aba siap tembak. Tubuhnya bergetar, terasa hilang berat badannya, ia pun merasakan dingin dan gemetar, sesaat kemudian ia akan ditembak mati. Pria tua ini merasa sangat ketakutan dan tak lama kemudian ia pun mendengarkan suara si Napoleon memberikan perintah penembakan.
“Tembak”
Pria tua ini tidak bisa berdiri lagi, didengarnya suara pelatuk senapan. Ia terduduk lemas, namun ia masih bisa merasakan denyut jantungnya dan nafasnya. Ia masih hidup. Namun terasa celananya basah, ternyata oleh air seninya dikarenakan ketakutan yang amat sangat bakal ditembak mati. Ternyata hukuman mati itu tidak jadi diberlakukan. Sang Jenderal besar Napoleon menghampiri dirinya dan berkata:” Kalau kamu tadi bertanya bagaimana perasaan saya ketika di dalam tumpukan jerami yang ditusuki oleh sekumpulan bayonet, Kamu sudah merasakannya barusan. Silahkan rasakan sendiri, karena saya tidak bisa menceritakannya padamu. Selamat merasakannya sendiri.”
Sang Jenderal Napoleon pun berlalu bersama perajuritnya setelah itu.